Setelah kemarin kita belajar farmasi industri, sekarang mau
bercerita soal farmasi klinis. Yia… ini kesukaanku… Iyalah, sesuai jurusanku
gitu. Soalnya lagi, tadi habis kuliah Farmasi Rumah Sakit. Jadi masih membara
nih semangatnya! Grooo… (ah lebay…!) harus itu (lho?), udah ah nanti Sahabat
yang lagi baca bingung nih… Lets to the theme…
Farmasi klinis itu tentang peranan farmasis di bidang pelayanan
obat di masyarakat, bisa di apotek maupun di Rumah Sakit. Komunitas lah istilah
lainnya. Kalau Farmasi Industri itu farmasi yang berhubungan dengan pembuatan
dan penyediaan obat. Berada di pabrik sederhananya. Luasnya, bisa kemana-mana.
Kita bahas lain waktu ya. Kita bicara soal klinis dulu.
Sebelumnya, tadi dosenku Farmasi RS bilang kalau kita belajar
kok susah banget ngerti, susah mengingat dan merasa kok buntu… banget dengan
tugas atau materi yang kita pelajari, segera ingat Allah. Secepatnya mengadu
dan berdoa kepada Allah. Mungkin dengan kalimat begini, “Ya Allah, aku belajar
ini agar kelak aku bisa mengamalkan ilmuku di masyarakat, membantu orang lain.
Maka mohon mudahkanlah aku Ya Allah… Aku sungguh-sungguh ingin dan berniat agar
ilmuku bisa bermanfaat untuk orang banyak, jadi aku mohon mudahkanlah aku
memahami dan mengingat ilmu yang kupelajari…” Intinya seperti itu lah Sahabat,
kalau mau ditambahin juga boleh… Isi dari berdoa kan bisa juga merayu ya… Insya Allah dikabulkan jika kita
bersungguh-sungguh dan tulus…
Oke… Markila… Mari Kita Lanjut… hehe… jadi inget sama markipul,
istilah kami kalau mendekati jam pulang. Kita semangat banget tuh kalau jam
tinggal setengah jam atau lima belas menit lagi, bakal bersenandung markipul
markipul… mari kita pulang… Eh… kenapa melenceng ke arah ini sih? Nggak apa-apa
ya Sahabat, selingan bentar ^ ^V
Markila yang sebenarnya…
Dosenku tadi juga bilang mungkin saja yang dari Farmasi Klinis itu yang
lebih pertama masuk surga, yang Industri entar-entaran, karena farmasis yang
kerja di Rumah Sakit lebih mulia dan kerjanya resiko tinggi dengan keselamatan
pasien. Iya kan, kerjanya berhubungan langsung dengan manusia. Berat… Mulai
dari menyediakan obat, menyimpan, mendistribusikan obat pada pasien, memberikan
konseling dan informasi pada pasien, memonitoring pemakaian obat, mengevaluasi
penggunaan obat di Rumah Sakit dan masih buanyak lagi tugas farmasis di RS. Pemilihan
obat yang baik untuk pasien, menyusun formularium, membuat sediaan yang lain
yang tidak ada di pasaran, memantau pengeluaran obat dan ah, macem-macem deh. Disebutin
satu-satu bakal nggak selesai-selesai ni tulisan, hehe. Harus hati-hati pula,
ingat ya, berhubungan dengan kesembuhan dan keselamatan pasien. Kalau salah
bisa bahaya, sampai urusan nyawa lho! Jadi kalau sampai sengaja melakukan
kesalahan juga bisa paling duluan masuk neraka dibandingkan yang farmasis di
Industri, kekekek…
Tetapi karena aku sedang semangat dengan pendapat Bu Dosen tadi,
aku hanya ingin meresapkan yang baiknya dulu. Sebagai semangat… Untuk langkah ke depan, memasuki dunia kerja
di area klinis atau komunitas. Waktu Ibu bilang bahwa yang dari klinis yang
masuk surga duluan, aku mengamini dengan sangat. Teman-teman yang dari klinis
juga sama semangatnya. Entah semangat entah merasa menang dari teman-teman
Farmasi Industri, heheh… karena kami serasa diatas angin melihat teman-teman
Farmasi Industri yang sebagian diam dan sebagian protes tak terima. Haha…
Mereka dan kami ketawa aja… Bukan bermaksud mengejek juga… Tak seperti seorang
temanku yang seolah merendahkan kami yang dari klinis ketika membahas etika
apoteker komunitas yang lebih runyam dan menderita. Banyak masalah yang
terungkap. Waktu itu teman-teman dari Industri yang lebih banyak bicara
mengenai masalah di apotek dan ide solusi masalah. Karena mereka dari Industri
jadi bicara mudah dan tak perlu memusingkan dengan masalah-masalah itu. Kami agak
tersinggung saja walau ia berkata dengan tawa, bercanda. Sekarang gantian
mereka yang agak tersinggung tuh, hehe… 1-1 aja ya…
Sudahlah Kawan, sesama Farmasis kan harus saling menguatkan dan
membantu ya… Mengeratkan persahabatan (bukan lagi persaudaraan, dah berubah kalimatnya
di kode etika Apoteker). Kami juga sama-sama tahu semua yang terjadi hanya
candaan dan bukan suatu hal serius. Hanya sebagai celetukan kecil yang menjadi
perenungan lebih dalam, jieh sampai kesini… Tapi benar kok, mau di Farmasi
Industri atau Farmasi Klinis, harus merenungkan tugas dan perannya. Tujuan serta
niat seorang apoteker bekerja… Dalam lho jawabannya… So, buat Sahabat Farmasis,
yuk eratkan tangan kita untuk menyalurkan semangat kebaikan bersama, agar tak
banyak lagi sahabat apoteker yang sesat pemikiran dan jalannya. Satu yang
terpenting, selalu di jalan Allah… insya Allah mudah dan menjadi amal sholeh…
Hm, agak kacau ya ni tulisan. Awalnya kemana, tengahnya dimana
dan akhirnya bagaimana, huehehe… Maaf ya Sahabat, ini edisi komplikasi semangat
dan lebay yang ada sedikit sombongnya, :D Sudah ah, emang lagi terbagi terbelah ni
pikiran.
MARKILA… Mari kita lanjut meresapkan ilmu farmasi ke adonan otak
agar menjadi baik dan siap menceburkan diri
ke panasnya minyak kehidupan… (wuidih… sedap…) Bukankah yang bumbunya meresap
yang menjadi masakan enak di lidah orang Indonesia… Jadi harus resapi ilmu agar diterima di masyarakat dengan baik. Oke cukup-cukup Najmi, tu udah berisik tugas-tugas memanggilmu... :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari Tulisanku Sobat...