Tidak jadi
ke pantai, ya aku lihat foto-fotoku di pantai saja deh… Sama rasanya mungkin. Aku
kan melihat fotoku kemudian membayangkan waktu itu. Betapa indahnya betapa
senangnya. Betapa sejuknya hati. Bukankah akan sama juga ketika aku ke pantai. Merasakan
semua rasa itu. Jadi tak perlulah mungkin aku susah payah dan capek ke pantai…
hehe… ^ ^ ini pikiran positif untuk sedih karena tak jadi ke pantai.
Kalau
aku ke pantai dan jadi ketagihan, gimana nah lho? Perginya bareng teman-teman,
ketawa-ketawa, foto-foto dan bersenang-senang. Bisa lalai tuh. Bisa merubah
kepribadian juga. Aku terbawa arus pula. Jadi sebaiknya memang tak perlu
menyenangkan hati dengan pergi ke pantai bareng teman, pikiran positif untuk
tak terima dan kecewa ketika tak jadi ke pantai.
Lagipula untuk merefresh
pikiran kan tidak harus dengan ke tempat wisata yang pemandangan sangat indah. Masih
banyak keindahan lain yang bisa dinikmati. Pagi yang cerah dan aku menyambutnya
dengan mengayuh sepeda bersama semilir angin, juga adalah keindahan… Memotret
pemandangan biasa namun menjadi bermakna lantaran aku suka dan ingin
memotretnya, juga sebuah keindahan… Ada yang lebih indah, dengan mengadu kepada
Allah. Memohon memelas merintih kepada Allah. Mendekat kepada Sang maha indah…
Wah… itu adalah keindahan sejati… Karena tak hanya mata yang menangkap
keindahan, tetapi hati juga menangkap indah yang terserap dan membuatnya
menjadi indah. Setuju kan dengan pikiran positifku ini untuk mengobati marah
pada keinginan refreshing yang tak terkabul. Karena tak semua keinginan harus
sejalan dengan takdir Allah… Hak mutlak, sepenuhnya adalah pada Allah, untuk
mengabulkan atau tidak keinginan kita. Karena kita tak tahu mana yang baik dan
buruk untuk kita atas keinginan itu. Hanya Allah yang maha tahu dan selalu tahu
hingga memberikan yang terbaik untuk kita. KehendakNya adalah kebaikan. RencanaNya
adalah mengandung banyak hikmah… Bahkan bisa saja ada pelangi… dibalik mendung
hitam yang kita pandang…
Sungguh, pandangan manusia itu terbatas dan sangat
terpengaruhi keburukan diri dan sekitar. Jadi tak boleh lah kita memandang
buruk lantas mencaci dan marah, tidak etis dan sok tahu sekali… Maka ketika
ingin tak jadi nyata, tersenyumlah… karena kita tengah dibentuk Allah menjadi
hamba yang ikhlas dan berprasangka baik kepada Allah. Percayalah… karena Allah
selalu membimbing kita… bukankah yang menggerakan tanganku dan memanjangkan
fikirku adalah Allah… Allah yang maha kuasa, maha berkehendak. Allah maha
penyayang… dan aku sayang kepada Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari Tulisanku Sobat...