Sampai lagi di miladku. Angka 2 dan 3 menjadi usiaku. Ya Allah, telah lama hidupku di dunia. Sekian lama pula aku merasakan nikmat dan karunia dari Allah. Cukup lama belajar di sekolah kehidupan. Namun, adakah diri ini menyadari semua itu? Sudahkah benar-benar memahaminya?
Hari lahir seharusnya menjadi refleksi diri. Memandang ke belakang dan menafakuri yang telah dilakuakn. Apa sajakah? Baik kah? Meningkat kah? Oh Ya Allah... Malu sesungguhnya mengakui tentang diri ini...
Di tahun ini semestinya semakin baik dari tahun sebelumnya. Keimanan, ketakwaan, kedewasaan, kekuatan jiwa, kebaikan diri, kematangan muslimah, kecantikan hati dan kedekatan kepada Allah. Sayangnya, aku malah semakin rendah. Oh Ya Allah, mohon ampuni kefuturan ini...
Keinginan dan doa seolah hanya sebatas kalimat dan kata-kata, tanpa tekad kuat dan perjuangan besar. Akhirnya tiap pergantian tahun, seorang Najmi Haniva pun hanya sebatas ini saja. Tak ada perubahan besar. Tak ada peningkatan tinggi. Oh Ya Allah... tolong hamba...
Doaku di tahun ini adalah, pertama, semoga aku semakin istiqomah dalam beribadah dan mendekat kepada Allah. Kedua, semoga aku semakin pintar memahami pelajaran dan ujian yang Allah berikan padaku di tiap tingkatannya, sehingga aku semakin berilmu dan selalu di jalan Allah. Ketiga, semoga aku menjadi anak yang berbakti dan selalu membahagiakan kedua orangtuaku, yang mengantarkan kedua orangtuaku ke surga. Keempat, semoga diriku segera menjadi manfaat untuk orang banyak, untuk saudara-saudara muslim. Kelima, semoga aku bisa menggapai mimpiku menerbitkan buku dan mengamalkan ilmu farmasi dengan baik. Hm... semoga kelima doa ini mewakili semua permohonanku. Menjadi doa yang mengantarkan aku pada sebaik-baik manusia, sebaik-baik muslim. Aamiin.
Terakhir, setiap tiba di miladku, perasaan takut itu juga datang. Semakin dekat, ketetapan itu semakin dekat padaku. Langkahku, mendekati garis batas. Sungguh, daftar nama itu semakin ke bawah menuju namaku. Merinding diriku menyadarinya. Menyadari keadaan diri yang masih hina dan buruk. Seolah aku dipertanyai, sudah siap kah dengan jilatan api neraka? Naudzubillah... Astaghfirullah...
Oh Ya Allah, hanya RahmatMu yang melindungiku dari api neraka, hanya AmpunanMu yang menyelamatkan aku dari siksa neraka dan hanya CintaMu yang membawaku ke surga... Ya Allah, tolong selamatkan aku, lindungi aku... dan istiqomahkan aku... Aamiin.
Hari lahir seharusnya menjadi refleksi diri. Memandang ke belakang dan menafakuri yang telah dilakuakn. Apa sajakah? Baik kah? Meningkat kah? Oh Ya Allah... Malu sesungguhnya mengakui tentang diri ini...
Di tahun ini semestinya semakin baik dari tahun sebelumnya. Keimanan, ketakwaan, kedewasaan, kekuatan jiwa, kebaikan diri, kematangan muslimah, kecantikan hati dan kedekatan kepada Allah. Sayangnya, aku malah semakin rendah. Oh Ya Allah, mohon ampuni kefuturan ini...
Keinginan dan doa seolah hanya sebatas kalimat dan kata-kata, tanpa tekad kuat dan perjuangan besar. Akhirnya tiap pergantian tahun, seorang Najmi Haniva pun hanya sebatas ini saja. Tak ada perubahan besar. Tak ada peningkatan tinggi. Oh Ya Allah... tolong hamba...
Doaku di tahun ini adalah, pertama, semoga aku semakin istiqomah dalam beribadah dan mendekat kepada Allah. Kedua, semoga aku semakin pintar memahami pelajaran dan ujian yang Allah berikan padaku di tiap tingkatannya, sehingga aku semakin berilmu dan selalu di jalan Allah. Ketiga, semoga aku menjadi anak yang berbakti dan selalu membahagiakan kedua orangtuaku, yang mengantarkan kedua orangtuaku ke surga. Keempat, semoga diriku segera menjadi manfaat untuk orang banyak, untuk saudara-saudara muslim. Kelima, semoga aku bisa menggapai mimpiku menerbitkan buku dan mengamalkan ilmu farmasi dengan baik. Hm... semoga kelima doa ini mewakili semua permohonanku. Menjadi doa yang mengantarkan aku pada sebaik-baik manusia, sebaik-baik muslim. Aamiin.
Terakhir, setiap tiba di miladku, perasaan takut itu juga datang. Semakin dekat, ketetapan itu semakin dekat padaku. Langkahku, mendekati garis batas. Sungguh, daftar nama itu semakin ke bawah menuju namaku. Merinding diriku menyadarinya. Menyadari keadaan diri yang masih hina dan buruk. Seolah aku dipertanyai, sudah siap kah dengan jilatan api neraka? Naudzubillah... Astaghfirullah...
Oh Ya Allah, hanya RahmatMu yang melindungiku dari api neraka, hanya AmpunanMu yang menyelamatkan aku dari siksa neraka dan hanya CintaMu yang membawaku ke surga... Ya Allah, tolong selamatkan aku, lindungi aku... dan istiqomahkan aku... Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari Tulisanku Sobat...