Jangan sampai alergi atau takut ya Sahabat dengan bahasan sitostatika alias obat-obat kanker atau kemoterapi. Sebagai pengetahuan saja... Pengingatku lebih khususnya, karena tadi ujian aku masih juga kurang ingat tentang obat kemoterapi, huft...
Sebelum kemoterapi dimulai entah siklus ke berapa aja dari regimen kemoterapi, orang tersebut harus memenuhi syarat :
1.Jumlah leukolit > 3000 / ml
2.Jumlah trombosit > 120000 / μl
3.Cadangan sunsum tulang ( Hb > 10 )
4.Test faal ginjal Cr Cl diatas 60 ml/menit (24 jam)
5.Test faal hepar SGOT, SGPT batas normal, Bilirubin < 2 mg / dl
7.Elektrolit dalam batas normal
8.Sebaiknya tidak diberikan pada pasien > 70 tahunKemudian siap diberikan regimen kemoterapi. Sebelum mendapat obat sitostatika, harus dikondisikan dahulu dengan infus atau obat suportif, berbeda-beda tergantung regimen dan pasien. Obat yang jelas diberikan sebelum sitostatika itu adalah antimual ondansetron dan deksametason (penguat antimual). Baru kemudian diberikan obat sitostatika. Contohnya...
Cisplatin
Dosis macam-macam tergantung jenis kanker dan regimen untuk pasien. Perhitungan dosis berdasarkan BSA (Body Surface Area) atau luas permukaan tubuh yang rumusnya akar dari perkalian berat badan dan tinggi badan yang dibagi 3600. Ketemu hasilnya dikalikan dosis yang telah ditentukan. Pelarut untuk Cisplatin itu Dextrose 5 % atau NaCl 0,9 %. Cisplatin ini termasuk high emetogenik, antara 76-100 % menimbulkan mual muntah. Efek samping ini bisa sampai beberapa hari setelah kemoterapi. Efek samping lain yang berat juga nefrotoksik.
Carboplatin
Dosisnya juga dihitung seperti diatas, namun ada perhitungan lebih lanjut dengan GFR rumus dosis Carboplatin : Cockcroft and Gault : 6 x (GFR + 25 ) mg. GFR dihitung terlebih dahulu dengan rumus :
k X TB (CM)
GFR = ------------------------------------------
PLASMA CREATININE (MG%)
Carboplatin juga termasuk high emetogenik antara 65-81% menimbulkan mual muntah. Sama juga menyebabkan nefrotoksik. Penyiapan kemoterapi juga harus hati-hati, dengan cara handling sitostatika, demi kemanan pasien, perawat dan keluarga pasien atau yang lainnya. Tak sembarangan yang melakukan kemoterapi, harus ada sertifikat lho.
Kalau yang moderate emetogenik itu, salah dua contohnya Cyclophospamide, Doxorubisin. Belum lagi efek samping lainnya seperti anemia, alopesia (kerontokan rambut), diare, hilang nafsu makan, dan lainnya yang membuat pasien menderita. Kalau sudah seperti ini, banyak orang yang menghindari kemoterapi. Berupaya pada pengobatan alternatif seperti herbal. Tetapi, herbal itu butuh waktu sangat panjang untuk bisa sebagai antikanker. Herbal itu lebih tepat sebagai pencegahan kanker. Kalau untuk kanker yang sudah stadium 2 atau 3, herbal sama saja membiarkan sel kanker berkembang.
Jadi, lebih pilih kemoterapi yang memiliki potensi lebih besar membunuh sel kanker atau herbal yang akan lama dan belum tentu membunuh banyak sel kanker. Walaupun memang kemoterapi sungguh menderitakan pasien. Mungkin pilihan berat, namun tetap berharap kanker yang ganas dan berkembang pesat dengan secepatnya dihentikan agar tak menyebar ke banyak organ lain. Membunuhnya dengan obat sitostatika. Agar kanker yang stadium 1 atau 2 memiliki kemungkinan sembuh yang sangat besar. Yah, pilihan kan ada di tangan pasien dan keluarga pasien. Para profesi kesehatan yang bisa memberi nasehat, suportif dan pertimbangan.
Sekian dulu ya Sahabat pembahasan kita, esok disambung lagi. Oya, kalau ternyata tulisan di atas ada salah kata atau benar-benar tak sesuai kebenaran, tolong dikoreksi dan dimaafkan ya... Maklum, masih belajar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari Tulisanku Sobat...