Aku habis baca-baca tweet dan tersenyum dengan doa ini, Robbisrohli
shodri wa yassirli amri (QS. Thoha : 25-26).Artnya : ”Ya tuhanku, lapangkanlah
untukku dadaku. Mudahkanlah untukku urusanku.” Doanya Nabi Musa sewaktu akan
menghadapi Firaun. Aku memanjatkan doa ini berulang-ulang kepada Allah, sewaktu
akan pendadaran.
Seingatku, dulu itu aku menemukan doa itu di Al-Quran tepat
ketika sehari menjelang pendadaran. Aku merasa, pas banget sih aku membacanya. Petunjuk
dari Allah tentunya… Aku terus membaca
dalam hati agar aku tenang dan kuat juga yakin sepenuhnya kepada Allah… Serasa
doa ini sungguh mujarab dan indah sekali. Iya kan, artinya itu, sungguh-sungguh
memohon kepada Allah untuk dilapangkan dan dimudahkan. Ah… maknyes di hati.
Kemudian aku ingat juga sama temanku seperjuangan yang akan
pendadaran juga, sebelum aku. Langsung ku sms kan doa itu beserta artinya. Harus
berbagi petunjuk dan ketenangan padanya. Agar dia tak takut sekali pada
pendadaran. Memang agak berlebihan sih kami deg-degannya. Wajar kan… ini adalah
pertarungan final kami sebagai mahasiswa. Kebanyakan orang juga mengalami
degdegan dan khawatir serta takut seperti kami kan… Bahkan temanku yang jago
ngomong dan pintar pun deg-degan sangat sehari sebelum pendadaran. Kita yang
waktu itu masih bikin proposal bilang pasti bisa, yakin aja, kita aja percaya
kamu bisa, karena kamu pintar dan selalu tampil PD, hihi… Sok-sokan nih kita
padanya. Dia bilangnya di kelas itu dia juga sebenarnya deg-degan, tapi bisa
kuasai jadinya nggak terlihat oleh kami yang lain. Dan katanya lagi, ini beda,
pendadaran! Kayaknya dia agak berlebihan juga. Tapi ada yang paling berlebihan.
Kata dosenku bahkan ada mahasiswa yang minum obat penenang (diazepam mungkin)
sebelum maju sidang. Beneran pada berlebihan ya… Padahal kan ada Allah yang
selalu memudahkan urusan dan memberikan ketenangan ke dalam dada manusia. Cukup
mengingat Allah, maka hati kita akan tenteram, ingat deh sama surat Ar-Ra’d
ayat 28. Suka banget deh sama ayat ini, Ala bidzikrillahii tat ma’innul quluub…
Maka tak perlu berlebihan deh… Malahan kata ibuku adalah pendadaran itu cuma
formalitas, masa tega nggak lulusin di ujung tanduk seperti itu? Hehehe…
sedikit banyak aku percaya omongan itu dan bikin aku yakin lulus.
Tapi waktu kami menjalani langsung menit-menit menjelang
pendadaran, deg-degan itu sungguh luar biasa menyergap kami. Aku sampai nggak
nafsu makan coba sehari sebelum pendadaran dan paginya. Beneran kayak nelen
karet kalau paksain makan (emang pernah coba nelen karet apa, kok tahu? Kikikik).
Lebih parahnya, ada something trouble di teknis, LCD yang nggak nyala. Wah… aku
panik. Teman-temanku juga bingung nggak tahu. Masih pagi banget dan belum ada
teknisi yang datang. Makin panik lagi aku pas dosen penguji udah datang, huwa…
aku makin deres doa dalam hati (hujan… kali ya deres, heheh) doa nabi musa, doa
nabi yunus, doa-doa ku sendiri, terucap tanpa putus dalam hati. Sedangkan hatiku
terus beristighfar dengan lirih. Komat-kamit gitu. Serasa masalah ini memang
muncul karena dosa-dosaku…
Akhirnya, seperti janji Allah, bersama kesulitan ada
kemudahan… Semua teratasi dan aku bisa pendadaran dengan lancar. Alhamdulillah…
Baru mempercayai dengan lebih banyak pernyataan ibuku, pendadaran memang
seperti formalitas, hehe… Tapi nggak semuanya gitu ding, dan bukan berarti jadi
seenaknya… Aku jadi tahu, o… gini tho rasanya pendadaran? Suasananya nggak
semenyeramkan seperti yang kupikirkan. Malah terasa enjoy dan cair aku dengan
dosen-dosen penguji…
Hh… begitulah cerita masa yang telah berlalu. Masa menegangkan
yang terselip menggelikan. doa itu sukses terkabulkan... :) Setelahnya aku tetap nggak nafsu makan (lho? Bukannya
udah lega) iya lega, legaaaa… banget, saking leganya aku semangat cerita ke
kesani sini, ke ibuku, ke bapak, ke kakakku. Semangat dan lega sampai
mengenyangkan perutku, ihihi… ^ ^
Ini cerita sidangku, apa cerita sidangmu?
Ohya nambah lagi, doa nabi musa ini juga dibaca temanku yang
mau seminar proposal. Di lain waktu juga sama temanku yang mau pendadaran. Emang
doa ini sungguh popules dan kesukaan kami-para mahasiswa, J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Komentari Tulisanku Sobat...