Jumat, 31 Agustus 2012

Memberi Dibalas Diberi

Siang yang panas... Nanti saja jam 2 siap-siap, masih mau ngadem di kamar dengan internetan. Sudah jam 2 lebih dan aku malas-malasan lihat keluar rumah, masih panas... Ah, jadi malas keluar rumah. Lagipula aku masih asyik internetan, berat menghentikan surving. Tapi sepertinya harus keluar rumah. Ke tempat itu. Tapi hati sisi buruk ku mempengaruhi dengan kuatnya. Bahwa nanti saja kalau sudah eyup (nggak panas lagi) dan menanyaiku apakah tidak malu ke tempat itu untuk bertemu dengan teman-teman lama (padahal lamanya juga baru 3 minggu, zak!) fiuh... Emang sih malu... beratz (mulai terpengaruh pikiran buruk). Ntar aja deh, lagi nanggung, kataku masih berkutat dengan laptop di jam yang sudah melebihi 2.15 (beneran hampir nggak jadi berangkat kalau tidak ingat tujuan utama atau kedua ya, hihihi...). 

Akhirnya aku menegaskan diri, memutuskan koneski internet dan menutup laptop. Jam sudah pukul 2.25, aku kebut ganti baju... Harus tuntaskan dan karena pernyataan "Kapan lagi..." Dua tujuan itu adalah silaturahim di Syawal, maaf-maafan dengan teman-teman dan mbak-mbak di Rumah Sakit tempat kerja dulu. Satu tujuan lain adalah mengambil yang terisisa... hak ku sebagai karyawan dahulu... Kalau tak ingat tujuan terakhir untuk membayar suatu hal di kampus, aku mungkin ogah beneran. Dan kalau tak ingat tujuan petama aku mungkin berangkat abis ashar. Tapi kataku sebelumnya adalah ingin bertemu dengan smua agar bisa lebih baik lagi silaturahimnya...

Rabu, 29 Agustus 2012

Hold On at Syawal

Sok Inggris tuh judulnya. Maksud hati adalah bertahan atau mempertahankan di bulan Syawal. Atau malah jadi berpegang pada Syawal atau memegang Syawal ya? Duh... pusing. Tapi tetep pengen judulnya bahasa Inggris. Maka biarlah tetap seperti itu... Kita lanjutkan perbincangan...

Bertahan di bulan Syawal yaitu bertahan pada keimanan dan takwa yang bertambah saat Ramadhan kemarin. Bertahan di tingkat atas ketauhidan dan ketakwaan. Mempertahankan hati yang suci... Sebelum Ramadhan kita perlahan menaik dan di Ramadhan kita di tingkat atas maka di Syawal seharusnya kita mempertahankan posisi kenaikan...

Semoga kita selalu mempertahankan kenaikan takwa sampai seterusnya... tak hanya di bulan Syawal...

Eh, sampai lupa, mohon maaf lahir batin ya untuk semua Sahabat yang membaca blog Najmi dengan ikhlas, hehe... Maaf-maaf kata yang sering tak karuan dan sedikit... sekali manfaatnya. Semoga juga kita dapat mempertahankan kemenangaan yang diraih di Idul Fitri kemarin. Kemenangan atas hawa nafsu dan bisikan syaitan...

So, lets keep hold on at Syawal... ^ ^

Jumat, 17 Agustus 2012

Rumah Masa Depan

Tadi pagi di kultum Subuh, aku mendapatkan pukulan telak di hatiku. Sungguh tepat sasaran. Aku yang sedikit (mungkin agak banyak) ngantuk, seketika teges (segar kembali) dan mata  sedikit terbelalak mendengar sang penceramah menyampaikan kultum. Benar-benar di gong keras sekali hatiku...

Dan kalimat itu adalah, "Ketika kita mau pindah rumah, bukankah rumah yang baru yang dibagusin dan tak perduli dengan rumah yang lama. Begitu juga dunia dan akhirat. Kita akan pindah ke kampung akhirat dan meninggalkan dunia. Lalu, sudahkah kita membaguskan rumah di kampung akhirat?"

Ya Allah, rasanya pengen jerit... hati ini menjerit menyadari kebenarannya. Berkata, "Iya ya, tak pernah terpikirkan kita akan lebih menyukai rumah baru dan membaguskannya. Tak perlu membaguskan rumah yang dulu. Lalu, kenapa aku malah enggan meninggalkan dan masih membaguskan rumah yang dulu..." Astaghfirullah...

Sudahkah aku? Sudahkah aku membangun rumahku di akhirat? Sudahkah aku menghiasnya dengan indah? Hingga kelak aku pulang aku akan sangat bahagia mendapati rumahku begitu megah, begitu nyaman ditempati. Ya Allah, sudahkah aku...

Karena mungkin sebentar lagi... Ah...

Aku sungguh ingin membaguskan rumahku kelak... dengan amal ibadahku yang sedikit, dengan ilmuku yang sedikit bermanfaat untuk diriku sendiri, dengan keimananku yang masih rendah... Semoga sudah dapat membangun gubuk kecil di kampung akhirat kelak. Lengkap dengan pelengkap lainnya dan membuatku nyaman disana.

Ya Allah, tolong bantu aku mengindahkan rumah masa depanku... Mohon mudahkan aku menghias rumahku... 

Sabtu, 11 Agustus 2012

Menikmati Ramadhan yang Tersisa?

Oh Ya Allah... sudah hari ke berapakah hari ini? Sudah hilang berapakah hari di Ramadhan ini? Berlalu... Hari, jam, menit, detik... semua berlalu dalam hidupku... Waktu, melesat jauh ke depan. Tinggalah aku sendiri menghitung langkahku. Sejauh apakah? Bukan, sedekat manakah? Ya, aku baru melangkah beberapa jengkal. Hh...

Bergiat, bergiat, bergiat... aku seharusnya semakin meningkat dalam kesungguhan meraih Ramadhan dengan semaksimal mungkin. Target harus segera dipenuhi... Namun aku, ternyata masih disini, masih sama...

Ah... kenapa aku selalu saja bersantai dan berleha. Merasa sudah cukup dan merasa hanya bisa begini. Tidak... semuanya masih kurang... masih sangat kurang banyak! Aku baru sedikit beribadah, beramal apalagi bersedekah. Aku masih sedikit pula dalam menambah ilmu. Aku malah lebih banyak diamnya... banyak sia-sianya... banyak menunggu...

Bagaimana ini, bagaimana ini, bagaimana ini... Oh Allah, tolong aku... Tampar aku supaya sadar dan segera bangun lalu melangkah lebih cepat. Agar aku bisa berlari mengejar waktu. Ya, aku berpacu dengan waktu. Aku ingin mensejajarinya. Berdamai dengannya. dan tersenyum padanya... Bukan kemarahan padanya yang sebenarnya bukan dia yang salah. Melainkan aku yang mengabaikan waktu. Aku yang menyia-nyiakannya...

Bukankah ada kejutan besar di sepuluh hari terakhir Ramadhan? Bukankah setiap muslim harus berlomba mendapatkan kejutan besar itu? Sebuah kejutan yang bisa didapatkan banyak orang. Bisa dinikmati bersama. Bisa diraih... semua atas kehendakNya. Karena hanya Allah yang tahu kapan kejutan itu tiba saatnya dan Dia lah yang memilih sesiapa yang berhak mendapat kejutan itu. Lailatul Qodr.

Jadi, ayo Niva, Ayo! Semangat, semangat...!! Nggak boleh melempem dan menyerah. Masih ada beberapa hari (saking takutnya Ramadhan akan pergi, sampai nggak mau hitung ini hari ke berapa dan tinggal berapa hari lagi), aku harus tuntaskan target itu! Bukankah selalu ada Allah bersamaku? Allah yang maha memudahkan segala urusan. Aku harus percaya 100 % pada Allah, bahwa Allah akan memudahkan hambaNya untuk meraih ridhaNya. Allah maha pemurah, Allah maha penyantun, apalagi yang masih dikhawatirkan? Hanya percaya yang harus dikuatkan, bahwa Allah akan mengabulkan doaku...

Menikmati Ramadhan yang tersisa? Tentu!  Menikmati dengan seluruh perasaan bahagia penuh semangat yang bercampur keyakinan dan akhirnya bermuara pada kemenangan cinta... ^_^

Selasa, 07 Agustus 2012

Kenapa Jadi Begini...

Sungguh, aku sibuk sekali Ramadhan kali ini. Hatinya. Kenapa jadi begini... Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Aku bahkan pernah sangat sesak tanpa alasan jelas. Menakutkan sekali perasaan itu. Aku kalang kabut menenangkan diriku yang hampir menggila. Meredam perasaanku. Tak mau jadi gila. Oh Ya Allah... sungguh hanya Engkau yang menggenggam hatiku...

Sampai kapan aku menyibukan pikiran tentang perasaan ini?  Sampai kapan aku terlena? Sungguh aku sadar aku tak boleh begini... Tahu betul ini akan melalaikanku dari dzikrullah... Paham bahwa bisa jadi zina pikiran. Meyakini semuanya adalah godaan, bisikan syaitan. Jadi aku berusaha keras enyahkan pikiran-pikiran nakal dan sesat itu. Lupakan setiap bayang yang hadir. Dan menguatkan hati ketika perasaan itu memberontak. Membesar. Maka di titik itulah kelemahanku...

Aku harus mengulangi segenap keyakinan, kesadaran, pemahaman, pengetahuanku tentang sebuah rasa adalah fitrah dan pemberian Allah yang bisa menghancurkan jika tak hati-hati mengelolanya. Namun siapa lah seorang Najmi. Hanya wanita lemah yang bodoh. Mudah terserang virus dan selalu ulang kesalahan. Bagaimana Ya Allah...

Apakah rasa ini adalah sebuah ujian? Agar aku bisa menjawab dengan benar tentang sebuah rasa. Mengukur seberapa kuat pertahananku, sekaligus seberapa besar cinta utamaku, yang kataku adalah Allah SWT. Begitukah? Sebuah halangan yang harus ditaklukan. Rintangan yang menghalangi jalanku menuju cinta Allah di Ramadhan ini. Melihat sikapku pada rintangan ini, apakah diam dan sedih. Kesakitan dan sesak sendiri. Ataukah tetap semangat melangkah tanpa ragu.

Ah... satu yang pasti, apa pun yang terjadi padaku, hatiku dan pikiranku, tak boleh membuatku jauh dari Allah. Aku ingin selalu yakin bahwa Allah sayang aku, sehingga aku tak kan berani menjauh dariNya. Tidak karena perasaan ini... Akan selalu mengadukan segala rasa hanya kepada Allah... Karena Allah yang paling tahu isi hatiku, paling memahami apa yang sebenarnya terjadi padaku. Jadi aku selalu yakin kepada Allah, bahwa semua adalah karuniaNya, kehendakNya yang terbaik untukku. Akhirnya aku memohon untuk selalu dijaga hatinya tetap dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah.... ^_^

Rabu, 01 Agustus 2012

Perpisahan

Akhirnya sah sudah diriku melakukan 'Perpisahan' hm... Kata perpisahan telah terucapkan... Sudah resmi keluar dari pekerjaan itu, dari rumah sakit itu. Rasanya? Campur-campur tak tentu. Senang sih... karena udah nggak kerja lagi, nggak bosen di tempat kerjaan lagi (ini kadang-kadang doang), nggak lain-lainnya yang berat... Sampe temanku yang juga bosen dan pingin keluar kayaknya iri banget aku udah keluar. Pengen cepet-cepet mengikuti jejakku.

Tapi, sedih juga sih... Tak ada lagi kebersamaan ketika bekerja dulu. Canda tawa itu juga sudah berhenti, kecuali aku sering main kesana.  Mengingat obrolan kami yang lebih banyak tentang pekerjaan dan... menikah atau ibu-ibu hamil. Iyalah, setiap hari kita ketemu mereka. Haduh... kadang lucu kadang bikin kesal (karena saking irinya dan pinginnya seperti mereka) hah? Bercanda... Apa kami terlihat seperti wanita-wanita merindu pangeran hati? hahaha... Tidak lah... Kami ada wanita-wanita yang sedang mengejar karier, begitu mungkin.


Sepertinya memang lebih banyak mengharukannya ya, soalnya masih berasa sampai sekarang nih. Teringat kemarin saat jaga terakhir, di pagi-pagi sendiri dalam ruangan apotek. Duh... kok berasa berat dan entahlah, seperti akan merindukan sangat pada tempat itu. Padahal, pertama kali duduk di ruang itu, aku seperti makhluk asing yang terdampar tempat antah berantah. Begitu mengerikan dan sejuta kali membingungkan mau apa dan bagaimana. Tapi kemarin, aku sangat nikmatin saat-saat terakhir jaga, melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil yang bisa membantu. Sebagai pekerjaan terakhir yang bisa kulakukan ^ ^

Entri Populer

Pengikut