Sabtu, 28 Juli 2012

Bukan Ghibah


 Teringat cerita setahun lalu pas Ramadhan, yang telah kutulis... Here it is...

Maaf ni, aku mau bicarain banyak orang. Tapi bukan sekedar hanya ghibah ya... Semoga bisa diambil pelajarannya. Asal... yang nulis ni bisa menuliskan kebaikan, yang datang dari Allah. Insya Allah... Juga tetep jaga hati, semoga, aamiin.
 
Oke, pertama adalah tanteku. Pas aku nonton tabligh akbar sore di TV one. Pas Aa Gym yang ceramah. Aku lagi terhanyut dengan pemahaman tentang penyakit hati TENGIL (takabur, egois, norak, galak, iri, licik), eh tiba-tiba diceburin ke kolam maksiat. Si tante tanya, jadinya cerai nggak tuh Aa Gym. Bodohnya gue, mau aja diceburin! Jawab kalau masih persidangan. Beh... ghibah tuh! Gossip... Astagfirullah... Bukannya inget Allah atau keburukan diri kalau dengerin ceramah, eh malah langsung inget masalah si pencermah. Duh aduh, segitu sempit dan kelamnya ya pikiran kita? Bisa dosa juga tuh, orang lagi menyampaikan kebaikan, eh kita malah inget keburukan-yang belum tentu buruk- orang itu. Maafkan kami... Aku sendiri juga nggak inget sama keadaan atau masalah yang dialami Aa Gym waktu pertama dulu dengerin tausiyah di radio. Nggak inget keburukannya. Toh, kita jauh-jauh lebih buruk. Jadi nggak berani berpikir tentang keburukan orang lain. Nggak mau sok tau dan ingin tahu. Hh, ghibah itu emang nyebelin ya? Kesukaannya setan sih! Jadi pingin potong-potong dan babat habis ghibah yang keluar dari mulut mereka itu. Yang dipikirannya cuma ada keburukan orang lain. Hih, mana gue lagi yang dengerin! Haduh... gue kebagian jatah dosa deh! Pinter rupanya orang itu, olesin hati gue dengan pekat dosa. Ini bukan tanteku, tapi orang lain lagi. Dan gue emang (lagi-lagi) selemah-lemah iman. Cukup deh cerita bukan ghibah tentang ghibah, wueheheh.

Jumat, 27 Juli 2012

Menghitung Hari


Mau menceritakan masa empat bulan lalu, ketika diterima kerja dan mulai bekerja. Tahu tak, pekerjaan gue selain sebagai AA adalah ngitungin hari, nyoretin jadwal kerja gue. Udah berapa hari gue kerja? Udah setengah waktu kerja kah? Tinggal berapa hari gue kerja dalam sebulan ini? Dan perhitungan yang seperti itu deh. Iya, hari-harinya tuh berasa lama… banget! Huf, sebulan yang panjang… Kayaknya gue nggak sabar dapat gaji pertama. Gimana rasanya gitu ya. Dan berharap dengan gajian itu gue kerja makin senang hati. Nggak hanya menghitung-hitung tanggal akhir. Tapi ternyata temen gue juga pada nungguin kapan gajian. Ketika udah berjalan 2 bulang, gue nggak lagi ngitungin hari. Biarkan waktu berjalan tanpa perhitunganku yang membuatnya terasa lama. Dan sekarang, ketika akan keluar dari pekerjaan, gue mulai menghitung hari lagi. Berbeda, pertanyaannya adalah berapa hari lagi gue kerja disini? Berapa hari lagi gue sama-sama temen disini? Pertengahan bulan gue akui senang banget bakal keluar dan nggak kerja lagi. Tapi di akhir-akhir bulan ini, gue ngerasa rada berat ya? Bakal kangen sama mereka deh… kangen suasana disana ya… Ah, gue mulai melow! Dulu pengen… banget kuliah profesi segera, berstatus mahasiswa. Mempelajari ilmu farmasi di dalam kelas. Merindukan semua tentang kuliah. Tapi sekarang, kok agak malas kuliah ya. Memang excited merasakan kembali masuk kampus dan dalam kelas, namun agak berkurang ketika menyadari gue akan kembali seutuhnya sebagai mahasiswa yang bisanya menengadahkan tangan ke ortu. Mungkin karena gue merasakan santai dan senang ketika kerja bersama teman-teman ya… Memang selalu begitu kan kalau kita akan berpisah? Perasaan terpaut dengan yang akan berpisah, semakin kuat dan membuat kita tak ingin berpisah. Ah… agak sedih ya kalau kita sudah sangat akrab dengan mereka lalu kita berpisah? Kangen mereka dan semua…

Kamis, 26 Juli 2012

Ayo Capai Target Ramadhan!

Hari ini hari ke-7 bulan Ramadhan, bagiku yang mulai tanggal 20 Juli. Lalu, apa yang telah aku lakukan? Bukan, apa yang sudah kulewatkan? Ah... banyak jika ditelusuri... Membuatku malu sendiri. Ah... aaa paa yang... ku perbuat sih? Bermalas-malasan? Menonton TV dan bermain game? Astagfirullah... tidak boleh begini... Tidak boleh Najmi Haniva.... Aku kan harus bergiat, berlari dan bersungguh-sungguh... Huah... Nggak boleh lemah oleh nafsu dan pikiran buruk! Aku sudah membuat daftar rencana itu, jadi aku harus benar-benar berusaha melaksanakannya! Apapun itu, Allah pasti mengiringi langkah kebaikan yang kuniatkan. Benar begitu bukan Sahabat? Jaadii, harus niat hanya mengharap ridha Allah. Bahkan niat ini pun menjadi kebaikan yang dilipatgandakan Allah. Ya! Aku akan melakukannya! 
Aku kan masih kerja, harus tulus-tulus... dengan kesadaran dan keyakinan penuh bahwa pekerjaanku adalah ibadah dan akan dicatat disisi Allah. Dan jangan sampai ternodai dengan ghibah bersama teman lain, buruk sangka kepada teman lain dan kata-kata tak bermanfaat. Itu baru tentang mulut, masih ada mata yang tak boleh zina dengan memandangi lelaki (suami orang!) atau pemandangan haram dan tak baik. Astagfirullah... bisa berkurang tuh pahala di bulan Ramadhan. Malu... Masih ada telinga yang sering mendengar pembicaraan mereka yang mungkin adalah keburukan. Masih ada tangan yang melakukan tak bermanfaat (mainan hape) dan lain sebagainya. Wah... banyak kan yang mesti dijauhi dalam proses ibadah itu. Ya... walaupun tinggal beberapa hari lagi aku bekerja. Nambah lagi, kalau waktu kosong di tempat kerja, jangan cuma facebookan ya Najmi! Mending kalau update status inspiratif, lah ini cuma baca postingan yang nggak mutu. Kalau cuma mau baca doang mending buka tweeter yang lebih banyak berisi kebaikan. Apalagi buku yang baru kubeli itu. Tapi, udah dibawa malah dibaca sedikit saja, hadeh diriku...
Lanjut ke yang lain, di rumah. Mesti lebih banyak lagi yang dilakukan, menulis dan mencari ilmu. Melakukan pekerjaan rumah. Lalu amalan yang lain seperti sedekah, silaturahim, majelis ilmu, juga dilakukan ya Najmi... Banyak sekali amalan yang dilakukan meski sedang berhalangan... Jangan merasa terbatasi hingga tak banyak berbuat amal ibadah. Apalagi merasa cukup dengan kebaikan yang telah dilakukan. Padahal, baru seujung kuku yang dikerjakan. Haduh duh aduh... Jangan menyia-nyiakan waktu hai wanita! Masih bisa dzikir dan lainnya, temukan lebih banyak amalan yang meningkatkan takwa. Harus lebih pintar! Oke, sepertinya segini dulu peringatanku pada diriku sekaligus semangati diri sendiri. Esok dilanjutkan.... Oke Najmi...

Minggu, 22 Juli 2012

Hikmah Sakit

Merenungi tentang makna rezeki. Aku sudah paham bahwa rezeki tak selalu uang dan uang hanya sebagian kecil, sangat kecil dari satu macam rezeki yang diberikan Allah. Semua yang membuatku hidup normal, itulah rezeki dari Allah. Semua yang membuatku bahagia dan tersenyum, itulah rezeki dari Allah. Semua yang meningkatkan keimanan dan ketakwaanku, itulah nikmat terbesar dari Allah. Tak akan sanggup aku sebutkan satu persatu hingga seperempat saja rezeki dan nikmat Allah untukku. 

Minggu, 15 Juli 2012

Menata Hati

I wish that everybody knew
How amazing it feels to love You
I wish that everyone could see
How Your love has set me free
Set me free and made me strong


Maher Zain-I Love You So

Sungguh mengena di hatiku. Bagaimana hatiku yang busuk dan tercerai berai oleh dunia kembali merasakan kelembutanNya. Tersentuh cintaNya. Selama ini, apa saja yang kulakukan... Ramadhan di depan mata, namun hatiku entah kemana. Hati yang bersih dan selalu merinduNya. Hati yang lembut dan tunduk hanya kepada Allah. 
Saatnya menata hati. Menjadi kesatuan yang penuh cinta. Cinta kepada Allah. Kesungguhan ini, benarkah ada di hatiku? Ya Allah, tolong sadarkan aku... Tuntun kembali hatiku di jalanMu... Agar aku bisa kembali pada keimanan dan ketakwaanku. Ya Allah, rangkul aku dengan cintaMu... Tak akan sanggup aku hidup tanpa kasih dan sayangMu. Keselamatan dan kenikmatan yang aku rasakan selama hidup, tak lain adalah karena Maha Pemurah dan PenyayangMu... Ya Allah, bahagiaku adalah kembalinya hati yang lembut merasai segala karunia dan cintaMu padaku... Melemahkan kekerasan atas dunia di hatiku.
Bahkan menuliskan kesadaranku atas salah dan khilahku serta kebaikan Allah padaku pun aku enggan. Benar, akhir-akhir ini aku sunggu pemalas. Menjadi wanita yang kaku. Ah, tak sanggup mengakui segala keburukan hati dan diri. Sungguh memalukan.
Saatnya menata hati. Hati yang bening dan terbebas dari segala penyakit hati. Agar siap menyambut Ramadhan nan mulia. Benar-benar memandu diri untuk mengisi Ramadhan dengan berbagai amal kebaikan. Menguatkan iman dan takwaku. Sungguh beruntung mereka yang memiliki hati seperti itu. Rezeki yang paling berharga. Kenikmatan tiada tara. Karena hati adalah pusat segala tindak laku.
Aku disadarkan kembali... Tentang hatiku. Tentang cintaku. Tentang mimpiku... betapa hati ini merasa lelah mengejar mimpiku. Meninggalkannya di tumpukan ragu dan putus asa. Terdiam saja dengan segala kesunyian. Hatiku seolah ditepuk agar menengok dan melihat bagaimana nelangsanya mimpiku. Mengetahui seberapa jauh langkahku darinya. Aku, kembali diingatkan untuk selalu menggenggam erat mimpiku.
Hati, akan bersemangat lagi ketika mimpiku kuperjuangkan lagi. Hatiku terbangun. Ia berteriak dan menjadi kuat. Ia hidup dengan adanya mimpi. Hh... Banyak yang terjadi di hati, namun aku harus selalu membersihkannya. Menjaganya dari penyakit hati.
Saatnya menata hati....


Entri Populer

Pengikut